A. Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan pengajaran adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, dilihat dari sudut bagaimana materi itu disusun dan disajikan.” Proses mengajar merupakan peristiwa yang menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar. Proses belajar itu sendiri menyangkut perubahan aspek-aspek tingkah laku, seperti pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Pendekatan Ketrampilan Proses dapat diartikan sebagai wawasan atau panutan pengembangan ketrampilan-ketrampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada pada diri siswa.
Beberapa alasan yang melandasi perlunya penerapan Pendekatan Ketrampilan Proses dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari antara lain:
©
Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak
mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa.
©
Para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak mudah memahami
konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh yang
kongkret, contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi,
dengan mempraktekkan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap
kenyataan fisik, melalui penanganan benda-benda yang benar-benar nyata.
©
Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak seratus persen,
penemuannya bersifat relatif.
©
Dalam proses belajar mengajar seyogyanya pengembangan konsep tidak
dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.
Berdasarkan keempat alasan inilah perlu dicari cara belajar mengajar
sebaik-baiknya. Beberapa kelebihan pendekatan ketrampilan proses yaitu:
d Pendekatan
ketrampilan proses memberikan peserta didik pengertian yang tepat tentang
hakikat ilmu pengetahuan.Mereka lebih langsung mengalami rangsangan ilmu
pengetahuan dalam kegiatan belajarnya dan lebih mengerti fakta serta konsep
ilmu pengetahuan.
d Proses pengajaran
yang berlangsung memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja dengan
ilmu pengetahuan, bukan sekedar mendengar cerita atau penjelasan guru mengenai
suatu ilmu pengetahuan.
d Pendekatan
ketrampilan proses mengantarkan peserta didik untuk belajar ilmu pengetahuan
baik sebagai proses ataupun sebagai produk ilmu pengetahuan sekaligus. Terdapat
dua jenis ketrampilan-ketrampilan proses yaitu:
1) Ketrampilan-ketrampilan dasar (basic skills) yang meliputi mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan
2) Ketrampilan-ketrampilan terintegrasi yang mencakup mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan keterhubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyusu hipotesis, mengidentifikasikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen.
1) Ketrampilan-ketrampilan dasar (basic skills) yang meliputi mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan
2) Ketrampilan-ketrampilan terintegrasi yang mencakup mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan keterhubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyusu hipotesis, mengidentifikasikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen.
Namun
secara umum, beberapa keterampilan proses yang penting untuk diketahui antara
lain :
1) Mengamati
Mengamati merupakan ketrampilan yang paling dasar yang harus dikembangkan.Kegiatan mengamati dunia sekitar mengenai berbagai objek dan fenomena alam baik yang dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif akan menghasilkan suatu data dan informasi yang selanjutnya dapat mendorong peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar seperti mempertanyakan kembali, memikirkannya, menafsirkan, menguraikan dan meneliti lebih lanjut.
1) Mengamati
Mengamati merupakan ketrampilan yang paling dasar yang harus dikembangkan.Kegiatan mengamati dunia sekitar mengenai berbagai objek dan fenomena alam baik yang dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif akan menghasilkan suatu data dan informasi yang selanjutnya dapat mendorong peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar seperti mempertanyakan kembali, memikirkannya, menafsirkan, menguraikan dan meneliti lebih lanjut.
2) Mengklasifikasikan
Ketrampilan ini merupakan memilih atau menggolongkan berbagai objek, peristiwa dan segala sesuatu hal yang terjadi di sekitar kehidupan peserta didik.Hasil dari suatu pengamatan biasanya memperlihatkan adanya perbedaan-perbedaan atau kesamaan-kesamaan ,hubungan-hubungan, kesesuaian atas dasar tujuan atau menurut fungsinya,dsb.
Ketrampilan ini merupakan memilih atau menggolongkan berbagai objek, peristiwa dan segala sesuatu hal yang terjadi di sekitar kehidupan peserta didik.Hasil dari suatu pengamatan biasanya memperlihatkan adanya perbedaan-perbedaan atau kesamaan-kesamaan ,hubungan-hubungan, kesesuaian atas dasar tujuan atau menurut fungsinya,dsb.
3) Mengkomunikasikan
Ketrampilan ini merupakan kemampuan dasar yang sangat penting untuk dimiliki peserta didik karena fungsinya yang vital bagi segala urusan yang kita lakukan dalam kehidupan ini.Peserta didik harus dilatih untuk dapat berkomunikasi secara efektif. Proses pengajaran amatlah terbuka bagi pelatihan ketrampilan mengkomunikasikan, misalnya kebiasaan untuk mau bertanya dalam kegiatan belajar, berani berpendapat, mengekspresikan ide atau perasaan, memahami pembicaraan orang lain, mendapatkan fakta atau informasi, mendemonstrasikan suatu temuan ilmu pengetahuan, menuliskan suatu laporan, berdiskusi, membaca peta, dsb.
4) Mengukur
Ketrampilan ini merupakan kemampuan untuk dasar membandingkan, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, memprediksi, menyimpulkan , dsb.
5) Memprediksi
Ketrampilan ini merupakan kemampuan untuk melakukan antisipasi atau membuat suatu ramalan tentang berbagai hal yang terjadi dimasa yang akan datang. Peserta didik dituntut untuk melakukan perkiraan berdasarkan konsep-konsep keilmuan yang dimilikinya, kecenderungan yang terjadi disekitarnya, keterhubungan fungsional antar fakta yang diperolehnya,dsb.
6) Menyimpulkan
Ketrampilan ini merupakan kemampuan untuk menyatakan hasil pertimbangan atau penilaian atas kondisi suatu objek atau segala peristiwa yang terjadi. Pertimbangan atau penilaian ini dilakukan atas dasar fakta, konsep dan prinsip-prinsip pengetahuan yang diketahui. Ketrampilan ini berkaitan erat dengan ketrampilan mengamati, mengumpulkan informasi, menganalisis atau mengolahnya, dan selanjutnya ketrampilan menyimpulkannya.
7) Merancang Penelitian
Perancangan suatu penelitian yang dilakukan secara cermat dan penuh kesungguhan akan menghasilkan sesuatu yang berguna dan bermakna bagi kehidupan ini. Hasil-hasil penelitian ini sangat berkaitan dengan rekonstruksi ilmu pengetahuan yang telah ada, sekaligus menjadi dasar bagi kehidupan umat manusia.
8) Bereksperimen
Bereksperimen bagi peserta didik, berarti mereka terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat ilmiah dan kegiatan-kegiatan pemecahan masalah. Ketrampilan bereksperimen merupakan salah satu ketrampilan terintegrasi, artinya membutuhkan ketrampilan-ketrampilan lain dalam pelaksanaannya.
Bereksperimen bagi peserta didik, berarti mereka terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat ilmiah dan kegiatan-kegiatan pemecahan masalah. Ketrampilan bereksperimen merupakan salah satu ketrampilan terintegrasi, artinya membutuhkan ketrampilan-ketrampilan lain dalam pelaksanaannya.
B. Evaluasi Belajar dan
Pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, evaluasi menempati kedudukan yang penting dan
merupakan bagian utuh dari proses dan tahapan kegiatan pembelajaran. Dengan
melakukan evaluasi, guru dapat mengukur tingkat keberhasilan proses
pembelajaran yang dilakukannya, pada tiap kali pertemuan, setiap caturwulan,
setiap semester, setiap tahun , bahkan selama berada pada satuan pendidikan
tertentu. Dengan demikian setiap kali membahas proses pembelajaran, maka
berarti kita juga membahas tentang evaluasi, karena evaluasi inklusif di dalam
proses pembelajaran.
Mengacu pada asumsi bahwa
pembelajaran merupakan sistem yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu masukan,
proses dan keluaran/hasil; maka terdapat evaluasi sesuai dengan sasaran
evaluasi pembelajaran, yaitu evaluasi masukan, proses dan keluaran/hasil
pembelajaran. Evaluasi masukan pembelajaran menekankan pada evaluasi
karakteristik peserta didik, kelengkapan dan keadaan sarana dan prasarana
pembelajaran, karakteristik dan kesiapan dosen, kurikulum dan materi
pembelajaran, strategi pembelajaran yang sesuai dengan mata kuliah, serta
keadaan lingkungan dimana pembelajaran berlangsung.
Evaluasi proses pembelajaran menekankan pada evalusi pengelolaan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh pembelajar meliputi keefektifan strategi
pembelajaran yang dilaksanakan, keefektifan media pembelajaran, cara mengajar
yang dilaksanakan, dan minat, sikap serta cara belajar mahasiswa. Evaluasi
hasil pembelajaran atau evaluasi hasil belajar antara lain mengguakan tes untuk
melakukan pengukuran hasil belajar sebagai prestasi belajar, dalam hal ini
adalah penguasaan kompetensi oleh setiap mahasiswa. Terkait dengan ketiga jenis
evaluasi pembelajaran tersebut, dalam praktek pembelajaran secara umum
pelaksanaan evaluasi pembelajaran menekankan pada evaluasi proses pembelajaran
atau evaluasi manajerial, dan evaluasi hasil belajar atau evaluasi substansial.
Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran kedua
jenis evaluasi tersebut merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat
penting. Evaluasi kedua jenis komponen yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pelaksanaan dan
hasil pembelajaran. Selanjutnya masukan tersebut pada gilirannya dipergunakan
sebagai bahan dan dasar memperbaiki kualitas proses pembelajaran menuju ke
perbaikan kualitas hasil pembelajaran.
Jika membahas tentang evaluasi, kita akan
menemukan beberapa pandangan tentang evaluasi, baik berkenaan dengan konsep,
prinsip maupun tujuannya. Diantaranya juga terdapat beberapa aktivitas atau
istilah yang berkaitan dengan evaluasi, seperti pengukuran, dan testing.
Wiersma dan Jurs berpendapat bahwa evaluasi
adalah suatu proses yang mencakup pengukuran dan juga testing, yang juga berisi
pengambilan keputusan tentang nilai. Pendapat ini sejalan dengan pendapat
Arikunto yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan
menilai. Kedua pendapat tersebut menyatakan bahwa evaluasi memiliki cakupan
yang lebih luas daripada pengukuran dan testing.
C.
Fungsi dan Tujuan Evaluasi
© Fungsi Evaluasi
1. Fungsi evaluasi dapat dilihat berdasarkan jenis
evaluasi itu
sendiri, yaitu :
sendiri, yaitu :
Ø formatif, yaitu
memberikan feed back bagi
guru/instruktur sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan
mengadakan program remedial bagi peserta didik yang belum menguasai sepenuhnya
materi yang dipelajari,
Ø sumatif, yaitu
mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran,
menentukan angka (nilai) sebagai bahan keputusan kenaikan kelas dan laporan
perkembangan belajar, serta dapat meningkatkan motivasi belajar,
Ø diagnostik, yaitu dapat
mengetahui latar belakang peserta didik (psikologis, fisik, dan lingkungan)
yang mengalami kesulitan belajar,
Ø seleksi dan penempatan, yaitu hasil
evaluasi dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi dan menempatkan peserta didik
sesuai dengan minat dan kemampuannya.
2. Tujuan Evaluasi
Secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Secara khusus, tujuan
evaluasi adalah untuk :
Secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Secara khusus, tujuan
evaluasi adalah untuk :
Ñ
Mengetahui tingkat penguasaan peserta didik
terhadap kompetensi yang telah ditetapkan,
terhadap kompetensi yang telah ditetapkan,
Ñ
Mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami peserta
didik dalam proses belajar, sehingga dapat dilakukan diagnosis dan kemungkinan
memberikan remedial teaching
Ñ
Mengetahui efisiensi dan efektifitas strategi
pembelajaran yang digunakan guru, baik yang menyangkut metode, media
maupun sumber-sumber belajar.
pembelajaran yang digunakan guru, baik yang menyangkut metode, media
maupun sumber-sumber belajar.
Sedangkan
menurut Depdiknas (2003 : 6)
Mengemukakan tujuan evaluasi
pembelajaran adalah :
Ø Melihat produktivitas dan efektivitas kegiatan
belajar-mengajar,
Ø Memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan guru,
Ø Memperbaiki, menyempurnakan dan mengembangkan
program belajar-mengajar,
Ø Mengetahui
kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi oleh siswa selama kegiatan
belajar dan mencarikan jalan keluarnya, dan
Ø Menempatkan
siswa dalam situasi belajar-mengajar yang tepat sesuai
dengan kemampuannya.
dengan kemampuannya.
D.
Sasaran Evaluasi Pembelajaran
Adapun
sasaran evaluasi di sini mencakup beberapa sasaran evaluasi pembelajaran,
diantaranya:
a.
Kemampuan
Jika sebuah
institusi menginginkan out put yang berguna bagi nusa dan bangsa maka haruslah
memperhatikan atau memilah-milah kemampuan dari beberapa calon murid. Adapun
tes yang di gunakan adalah tes kemampuan.
b.
Kepribadian
Kepribadian
adalah sesuatau yang terdapat pada diri manusia serta tampak bentuknya dalam
tingkah laku, sehingga seorang pendidik akan mengetahui satu-persatu calon
peserta didiknya. Adapun alat yang di pakai adalah tes kepribadian.
c.
Sikap
Sikap adalah
bagian dari tingkah laku manusia yang menggambarkan kepribadian seseorang, akan
tetapi karena sikap ini sangat menonjol dalam pergaulan maka banyak orang yang
ingin tahu lebih dalam informasi khusus terkait dengannya.
d.
Intelegensi
Dalam hal
ini para ahli seperti binet dan simon menciptakan tes buatan yang di kenal
dengan tes binet-simon yang dapat mengetahui IQ seseorang, karena IQ bukanlah
intelegensi.
E.
Prosedur Evaluasi Belajar
Sekalipun tidak selalu sama, namun pada umumnya para pakar dalam bidang
evaluasi pendidikan merinci kegiatan evaluasi ke dalam enam langkah pokok.
1. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar
Sebelum evaluasi hasil belajar
dilaksanakan, harus disusun lebih dahulu perencanaannya secara baik dan matang.
Perencanaan hasil belajar itu umumnya mencakup enam jenis kegiatan, yaitu:
Ü Merumuskan tujuan
dilaksanakannya evaluasi Perumusan tujuan evaluasi hasil belajar itu penting
sekali, sebab tanpa tujuan yang jelas maka evaluasi hasil belajar akan berjalan
tanpa arah dan pada gilirannya dapat mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan
arti dan fungsinya.
Ü Menetapkna
aspek-aspek yang hendak dievaluasi. Misalnya apakah aspek kognitif, aspek
afektif ataukah aspek psikomotorik.
Ü Memilih dan
menentukan teknik yang akan dipergunakan di dalam melaksanakan evaluasi,
misalnya apakah evaluasi itu akan dilaksanakan dengan menggunakan teknik tes
ataukah teknik nontes. Jika teknik yang akan dipergunakan itu adalah teknik
nontes, apakah pelaksanaannya dengan menggunakan pengamatan (observasi),
melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnaire)?
Ü Menyusun
alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan penialain hasil
belajar peserta didik, seperti butir-butir soal tes hasil belajar (pada
evaluasi hasil belajar yang menggunakan teknik tes). Daftar check (check list),
rating scale, panduan wawancara (interview guide) atau daftar angket
(questionnaire), untuk evaluasi hasil belajar yang menggunakan teknik nontes.
Ü Menentukan
tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan untuk
memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi. Misalnya apakah yang akan
dipergunakan Penilaian Beracuan Patokan (PAP) ataukah akan dipergunakan
Penilaian beracuan kelompok atau Norma (PAN).
Ü Menentukan
frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri (kapan dan seberapa
kali evaluasi hasil belajar itu akan dilaksanakan).
2. Menghimpun data
Dalam evaluasi hasil belajar, wujud
nyata dari kegiatan menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya
dengan menyelenggarakan tes hasil belajar (apabila evaluasi hasil belajar itu
menggunakan teknik tes), atau melakukan pengamatan, wawancara atau angket
dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu berupa rating scale, check
list, interview guide atau questionnaire (apabila evaluasi hasil belajar itu
menggunakan teknik nontes)
.
3.
Melakukan verifikasi data
Data yang telah berhasil dihimpun
harus disaring lebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Proses penyaringan itu
dikenal dengan istilah penelitian data atau verifikasi data. Verifikasi data
dimaksudkan untuk dapat memisahkan data yang “baik” (yaitu data yang dapat
memperjelas gambaran yang akan diperoleh mengenai diri individu atau sekelompok
individu yang sedang dievaluasi) dari data yang “kurang baik” (yaitu data yang
akan mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut serta
diolah).
4.
Mengolah dan menganalisis data
Mengolah dan menganilisis hasil
evaluasi dilakukan dengan maksud untuk memberikan makna terhadap data yang
telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi. Untuk keperluan itu maka data
hasil evaluasi perlu disusun dan diatur demikian rupa sehingga “dapat
berbicara”. Dalam mengolah dan menganalisis data hasil evaluasi itu dapat
dipergunakan teknik statistik.
5. Memberikan interpretasi dan menarik
kesimpulan
Penafsiran atau interpretasi
terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah merupakan
verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah mengalami
pengolahan dan penganalisisan itu. Atas dasar interpretasi terhadap data hasil
evaluasi itu pada akhirnya dapat dikemukakan kesimpulan-kesimpulan tertentu.
Kesimpulan-kesimpulan hasil evaluasi itu sudah barang tertentu mengacu kepada
tujuan dilakukannya evaluasi itu sendiri.
6.
Tindak lanjut hasil evaluasi
Bertitik tolak dari data hasil
evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan
sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung di dalamnya maka pada
akhirnya evaluator akan dapat mengambil keputusan atau merumuskan
kebijakan-kebijakan yang dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan
evaluasi tersebut.
Dalam buku
berjudul, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Karya Muhammad Ali, juga
dijelaskan mengenai langkah-langkah evaluasi, yakni :
v Tahapan
persiapan,
Pada tahapan ini bahan-bahan yang
diperlukan untuk menyusun alat evaluasi dihimpun, bahan-bahan tersebut meliputi
:
Ü Tujuan
Pengajaran.
Yakni bentuk perilaku yang akan dievaluasi. Bila
evaluasi dilakukan secara formatif tujuan pengajaran di samping untuk
kepentingan evaluasi, juga dalam rangka pengembangan sistem pengajaran (system
instructional). Bila evaluasi dilakukan sebagai evaluasi sumatif atau untuk
kepentingan diagnostik maupun penempatan, maka perumusan tujuan disesuaikan
dengan maksud tertentu. Dalam perumusan tujuan perlu diperhatikan aspek yang
akan diukur berdasarkan klasifikasi taxonomi pendidikan.
Ü Menentukan
ruang lingkup dan urutan bahan berpedoman pada kisi-kisi yang dibuat.
Dalam hal ini perlu diperhatikan
pula penggunaan sumber bahan yang representatif, sehingga dalam mengambil
sample bahan yang akan dievaluasikan betul-betul mencerminkan tentang berbagai
aspek yang akan diukur. Hal ini terutama sekali berlaku bila bukan evaluasi
formatif yang akan dilaksanakan.
Ü Menuliskan
butir-butir soal dengan bentuk sebagaimana direncanakan dan dibuat dalam
kisi-kisi
Ü Bila
evaluasi dilaksanakan selain untuk kepentingan evaluasi formatif, soal yang
dibuat perlu diuji coba terlebih dahulu sebelum diperbanyak sesuai dengan
kebutuhan.
v Tahapan
pelaksanaan.
Melaksanakan evaluasi harus
disesuaikan dengan maksud tertentu. Evaluasi formatif dilaksanakan setiap kali
dilakukan pengajaran terhadap satu unit pelajaran tertentu. Evaluasi sumatif
dilakukan pada akhir program, apakah semester atau kelas terakhir (Evaluasi
Belajar Tahap Akhir termasuk pula evaluasi sumatif). Evaluasi diagnostik
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan.
v Tahap
pemeriksaan,
Penentuan dan pengolahan angka atau
skor. Dalam memeriksa pekerjaan hasil evaluasi seharusnya digunakan kunci
jawaban, baik untuk evaluasi dengan test essay atau pun tugas obyektif. Hal ini
disamping untuk mempermudah pemeriksaan juga untuk menghindari unsur subyektif
dalam memberikan angka.
Angka yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan masih dalam bentuk angka mentah. Agar kita memperoleh angka masak
(angka terjabar) perlu dilakukan pengolahan dengan menggunakan aturan-aturan
tertentu. Untuk menghasilkan angka terjabar ini dasar penentuan angka
disesuaikan dengan acuan yang digunakan, apakah aduan petokan ataukah acuan norma.
F.
Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pembalajaran
a.
Evaluasi
pembelajaran memilki berbagai tujuan diantaranya adalah untuk :
1.
Menentukan angka kemajuan atau hasil belajar pada
siswa. Berfungsi sebagai :
a. Laporan kepada orang tua / wali siswa.
b. Penentuan kenaikan kelas
c. Penentuan kelulusan siswa.
a. Laporan kepada orang tua / wali siswa.
b. Penentuan kenaikan kelas
c. Penentuan kelulusan siswa.
2.
Penempatan siswa ke dalam situasi belajar mengajar
yang tepat dan serasi dengan tingkat kemampuan, minat dan berbagai
karakteristik yang dimiliki.
3.
Mengenal latar belakang siswa (psikologis, fisik dan
lingkungan) yang berguna baik bagi penempatan maupun penentuan sebab-sebab
kesulitan belajar para siswa, yakni berfungsi sebagai masukan bagi tugas
Bimbingan dan Penyuluhan (BP).
4.
Sebagai umpan balik bagi guru, yang pada gilirannya
dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan program remidial
bagi siswa.
b.
Evaluasi
pembelajaran memilki berbagai fungsi diantaranya adalah untuk :
Ñ
Kurikuler (alat pengukur ketercapaian tujuan mata
pelajaran),
Ñ
instruksional (alat ukur ketercapaian tujuan proses
belajar mengajar),
Ñ
diagnostik (mengetahui kelemahan siswa, penyembuhan
atau penyelesaian berbagai kesulitan belajar siswa).,
Ñ
placement (penempatan siswa sesuai dengan bakat dan
minatnya, serta kemampuannya)
Ñ
administratif BP (pendataan berbagai permasalahan yang
dihadapi siswa dan alternatif bimbingan dan penyuluhanya).